Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa:
Keluaran 16:4
Ketika kita bangun di pagi hari, apakah yang ada di benak kita.......?
Pekerjaan yang bertumpuk, beban-beban hidup sepanjang hari, urusan-urusan yang masih terbengkalai........?
Pernakah terpikir oleh kita untuk esok hari memulai hari baru dengan mengingat akan kasih Yesus yang telah berkorban untuk kita......?
Saat orang Israel bersungut-sungut, Tuhan menurunkan manna di perkemahan orang Israel, dan tidak ada satu orangpun yang kekurangan.
Anda tentu bertanya-tanya manna itu seperti apa.....?
Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Bangsa itu berlari kian kemari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang, Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti penganan yang di goreng.
Bilangan 11:7-8
Dari firman Allah, kita mengenal Yesus sebagai roti hidup, pada malam ini Ia ingin memberikan damai, kasih karunia, penghiburan dan sukacita kepada kita atau dengan kata lain Ia menurunkan manna, tetapi bila kita lebih memikirkan kepentingan-kepentingan kita sendiri, kita melibatkan Tuhan hanya untuk membuat program-program kita berhasil atau dengan kata lain Tuhan bukan yang terutama dalam hidup kita, roti itu akan menjadi tidak berarti bagi kita.
Kita menjadi mudah bersungut-sungut, bahkan marah kepada-Nya saat kita terjebak dalam kesulitan atau bahkan apa yang ingin kita raih tidak tercapai.
Kekhawatiran juga menyebabkan kita menjadi mudah lupa dan tidak dapat memuliakan nama-Nya. Orang Israel yang kuatir tidak akan mendapat manna keesokan harinya, mengambil jatah yang melebihi kebutuhannya sehari, dan hasilnya roti itu juga tidak dapat dimakan.
Saat kita tenggelam dalam kekuatiran, kita cenderung meragukan pimpinan Tuhan, dan karenanya kita mengambil langkah apa yang menurut pikiran kita benar dan masuk akal.
Akibatnya, kita mudah sekali kehilangan sukacita, damai, penghiburan dan kasih-Nya yang sebenarnya sungguh berlimpah dan diberikan cuma-cuma bagi kita.
Sesungguhnya kasih karunia Tuhan baru setiap pagi ( lihat Ratapan 3:22-23), dan pemeliharaan-Nya selalu tersedia bagi kita anak-anak-Nya. Namun, kita akan menganggap Tuhan jahat dan tidak sayang pada kita bila hati kita hanya terisi oleh kesibukan-kesibukan duniawi serta tidak bersandar penuh kepada-Nya.
Kiranya kita dapat selalu menikmati hadirat Tuhan dalam setiap pergumulan yang kita hadapi. Seperti manna yang rasanya manis.
Kasih Yesus kepada kita juga sangatlah manis.
“Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Yohanes 6:35
Semakin kita bertekun di dalam-Nya, hidup kita semakin lama semakin akan terasa manis.
Ikutlah Yesus dan berpeganglah pada firman Tuhan agar jangan sampai hidup kita menjadi tawar.
Tuhan memberkati.....< SuberHikmat bijak >
Keluaran 16:4
"Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka
bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu
untuk sehari, supaya mereka Ku coba, apakah mereka hidup menurut
hukum-Ku atau tidak.
Kisah Tuhan menurunkan
manna kepada Bangsa Israel merupakan kisah di mana pada malam ini, kita
belajar untuk mempercayai bimbingan-Nya hari demi hari.
Ketika kita bangun di pagi hari, apakah yang ada di benak kita.......?
Pekerjaan yang bertumpuk, beban-beban hidup sepanjang hari, urusan-urusan yang masih terbengkalai........?
Pernakah terpikir oleh kita untuk esok hari memulai hari baru dengan mengingat akan kasih Yesus yang telah berkorban untuk kita......?
Saat orang Israel bersungut-sungut, Tuhan menurunkan manna di perkemahan orang Israel, dan tidak ada satu orangpun yang kekurangan.
Anda tentu bertanya-tanya manna itu seperti apa.....?
Adapun manna itu seperti ketumbar dan kelihatannya seperti damar bedolah. Bangsa itu berlari kian kemari untuk memungutnya, lalu menggilingnya dengan batu kilangan atau menumbuknya dalam lumpang, Mereka memasaknya dalam periuk dan membuatnya menjadi roti bundar; rasanya seperti penganan yang di goreng.
Bilangan 11:7-8
Dari firman Allah, kita mengenal Yesus sebagai roti hidup, pada malam ini Ia ingin memberikan damai, kasih karunia, penghiburan dan sukacita kepada kita atau dengan kata lain Ia menurunkan manna, tetapi bila kita lebih memikirkan kepentingan-kepentingan kita sendiri, kita melibatkan Tuhan hanya untuk membuat program-program kita berhasil atau dengan kata lain Tuhan bukan yang terutama dalam hidup kita, roti itu akan menjadi tidak berarti bagi kita.
Kita menjadi mudah bersungut-sungut, bahkan marah kepada-Nya saat kita terjebak dalam kesulitan atau bahkan apa yang ingin kita raih tidak tercapai.
Kekhawatiran juga menyebabkan kita menjadi mudah lupa dan tidak dapat memuliakan nama-Nya. Orang Israel yang kuatir tidak akan mendapat manna keesokan harinya, mengambil jatah yang melebihi kebutuhannya sehari, dan hasilnya roti itu juga tidak dapat dimakan.
Saat kita tenggelam dalam kekuatiran, kita cenderung meragukan pimpinan Tuhan, dan karenanya kita mengambil langkah apa yang menurut pikiran kita benar dan masuk akal.
Akibatnya, kita mudah sekali kehilangan sukacita, damai, penghiburan dan kasih-Nya yang sebenarnya sungguh berlimpah dan diberikan cuma-cuma bagi kita.
Sesungguhnya kasih karunia Tuhan baru setiap pagi ( lihat Ratapan 3:22-23), dan pemeliharaan-Nya selalu tersedia bagi kita anak-anak-Nya. Namun, kita akan menganggap Tuhan jahat dan tidak sayang pada kita bila hati kita hanya terisi oleh kesibukan-kesibukan duniawi serta tidak bersandar penuh kepada-Nya.
Kiranya kita dapat selalu menikmati hadirat Tuhan dalam setiap pergumulan yang kita hadapi. Seperti manna yang rasanya manis.
Kasih Yesus kepada kita juga sangatlah manis.
“Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”
Yohanes 6:35
Semakin kita bertekun di dalam-Nya, hidup kita semakin lama semakin akan terasa manis.
Ikutlah Yesus dan berpeganglah pada firman Tuhan agar jangan sampai hidup kita menjadi tawar.
Tuhan memberkati.....< SuberHikmat bijak >
Tidak ada komentar:
Posting Komentar