"Seberapa setujukah dan seberapa tidak setujukah dan berikan alasanya.permainan sulap sebagai alat peraga di cerita Firman Tuhan?".JAWABANYA " Banyak yang setuju dan banyak juga yang gak setuju" KENAPA?
Itulah status yang di muat fb sahabat guru sekolah minggu beberapa hari yang lalu, kemudian banyak komentar dan alasan yang luar biasa dari kakak-kakak.
Kenapa tidak setuju?dan kenapa setuju ?
Memang Alat peraga dalam mengajar di sekolah minggu sangatlah penting, karena tanpa alat peraga anak-anak tidak antusias dalam mendengarkan Firman Tuhan dan tanpa alat peraga maka konsentrasi anak-anak tidaklah fokus, namun demikian apakah boleh sulap menjadi salah satu alat peraga di sekolah minggu.
Memang sulap bukanlah mistis, tidak ada bacaan atau mantra khusus, bin sala bin pun bukan syarat untuk menghilangkan sesuatu saat sulap diperagakan, sulap adalah trik, misalnya bagaimana sebuah benda bisa menghilang, lalu apakah sebenarnya benda itu menghilang? Penontonpun sudah tau benda itu tidak akan menghilang? Trik menurut saya berbeda dengan membohongi, Misalnya : saat saya menyaksikan sebuah pertunjukan sulap, dan ketika pemain sulap membengkokan sebuah sendok apa yang ada dalam pikiran saya? saya berfikir dan mukin saya berkata dalam hati, Triknya gimana yah agar sendok itu bengkok? ah paling saat mata saya sempat gak memperhatikan tangan satunya menekuknya, atau ah, sebenarnya di sendoknya diberi plastik potongan, Nah apakah saudara juga demikian? kita gak pernah berfikir dalam hati ah aku dibohongi bukan? Namun masalahnya berbeda ketika sulap di praktekan didepan anak-anak, mereka menyangka kejadianya beneran kalau si tukang sulap tidak menjelaskan kalau sebenarnya benda itu tidak hilang tetapi hanya di pindahkan " Tuhan ada lagikan? " karena ada tukang sulap yang mencoba meyakinkan bahwa dia benar-benar menghilangkan benda .
Nah, lalu apakah bisa sulap digunakan sebagai alat peraga? jawabanya tergantung dari gereja setempat, karena memang ada gereja yang anti sulap. Ada 2 akibat secara mendasar ketika menggunakan alat peraga dengan sulap.
1. Anak tidak berpusat pada Firmanya tetapi sulapnya.
2. Anak akan memuji pemain sulapnya bukan Tuhanya
3, Anak akan antusia mendengarkan peragaan sulap.
4. Dll
Untuk mengajar sekolah minggu agar efektif buatlah alat peraga sebaik mungkin,
ETIKA MEMAINKAN SULAP ROHANI
1. Tidak memperaggakan sulap seperti sulap biasa, tapi disertai dengan pelajaran iman (Firman Tuhan)
2. Tidak dipakai dalam cerita muzijat atau tentang Tuhan
3. Tekankan bahwa apa yang ditunjukkan guru, tidak seberapa dibanding dengan kehebatan Tuhan
Kalau soal setuju dan tidak setuju sih saya kembalikan ke gereja masing masing, jangan paksakan orang lain, Guru sekolah minggu harus taat dengan pemimpin gerejanya, ketika gembala/ketua senode tidak setuju ya sudah jangan di paksa, tetaplah kita bisa mencari anternatif alat peaga yang lain.
Jangan lantaran karena gereja gak setuju lalu kakak bilang gereja ketinggalan zaman, mari kia hormati teman teman kita yang menggunakan sulap dan yang tidak menggunakan sulap.
Selamat mencoba
Itulah status yang di muat fb sahabat guru sekolah minggu beberapa hari yang lalu, kemudian banyak komentar dan alasan yang luar biasa dari kakak-kakak.
Kenapa tidak setuju?dan kenapa setuju ?
Memang Alat peraga dalam mengajar di sekolah minggu sangatlah penting, karena tanpa alat peraga anak-anak tidak antusias dalam mendengarkan Firman Tuhan dan tanpa alat peraga maka konsentrasi anak-anak tidaklah fokus, namun demikian apakah boleh sulap menjadi salah satu alat peraga di sekolah minggu.
Memang sulap bukanlah mistis, tidak ada bacaan atau mantra khusus, bin sala bin pun bukan syarat untuk menghilangkan sesuatu saat sulap diperagakan, sulap adalah trik, misalnya bagaimana sebuah benda bisa menghilang, lalu apakah sebenarnya benda itu menghilang? Penontonpun sudah tau benda itu tidak akan menghilang? Trik menurut saya berbeda dengan membohongi, Misalnya : saat saya menyaksikan sebuah pertunjukan sulap, dan ketika pemain sulap membengkokan sebuah sendok apa yang ada dalam pikiran saya? saya berfikir dan mukin saya berkata dalam hati, Triknya gimana yah agar sendok itu bengkok? ah paling saat mata saya sempat gak memperhatikan tangan satunya menekuknya, atau ah, sebenarnya di sendoknya diberi plastik potongan, Nah apakah saudara juga demikian? kita gak pernah berfikir dalam hati ah aku dibohongi bukan? Namun masalahnya berbeda ketika sulap di praktekan didepan anak-anak, mereka menyangka kejadianya beneran kalau si tukang sulap tidak menjelaskan kalau sebenarnya benda itu tidak hilang tetapi hanya di pindahkan " Tuhan ada lagikan? " karena ada tukang sulap yang mencoba meyakinkan bahwa dia benar-benar menghilangkan benda .
Nah, lalu apakah bisa sulap digunakan sebagai alat peraga? jawabanya tergantung dari gereja setempat, karena memang ada gereja yang anti sulap. Ada 2 akibat secara mendasar ketika menggunakan alat peraga dengan sulap.
1. Anak tidak berpusat pada Firmanya tetapi sulapnya.
2. Anak akan memuji pemain sulapnya bukan Tuhanya
3, Anak akan antusia mendengarkan peragaan sulap.
4. Dll
Untuk mengajar sekolah minggu agar efektif buatlah alat peraga sebaik mungkin,
ETIKA MEMAINKAN SULAP ROHANI
1. Tidak memperaggakan sulap seperti sulap biasa, tapi disertai dengan pelajaran iman (Firman Tuhan)
2. Tidak dipakai dalam cerita muzijat atau tentang Tuhan
3. Tekankan bahwa apa yang ditunjukkan guru, tidak seberapa dibanding dengan kehebatan Tuhan
Kalau soal setuju dan tidak setuju sih saya kembalikan ke gereja masing masing, jangan paksakan orang lain, Guru sekolah minggu harus taat dengan pemimpin gerejanya, ketika gembala/ketua senode tidak setuju ya sudah jangan di paksa, tetaplah kita bisa mencari anternatif alat peaga yang lain.
Jangan lantaran karena gereja gak setuju lalu kakak bilang gereja ketinggalan zaman, mari kia hormati teman teman kita yang menggunakan sulap dan yang tidak menggunakan sulap.
Selamat mencoba
Tidak ada komentar:
Posting Komentar