Minggu, 02 Maret 2014

25 CARA MENJADI GURU SEKOLAH MINGGU TELADAN



Mungkin Anda pernah bertanya dalam hati, "Bagaimana caranya agar anak–anak didik senang dengan saya?" Bukan dalam arti senang secara penampilan fisik saja, tetapi juga mereka senang jika Anda yang membimbing, membina, mendidik, dan yang paling penting bagaimana anak tersebut senang dan betah, serta mengerti firman Tuhan yang Anda sampaikan kepada mereka. Sadar atau tidak, Anda dapat melihat dari roman wajah dan tingkah laku anak, saat Anda menyampaikan firman Tuhan. Mungkin ada yang mengganggu temannya, berbicara dengan teman sebangkunya, ada yang diam tapi pikirannya melayang entah ke mana, atau mungkin juga dia tertidur saat Anda menyampaikan firman Tuhan.
Jadi, bagaimana sikap Anda? Apakah Anda akan membiarkannya begitu saja? Tentunya tidak! Hal itu sama saja dengan Anda menjerumuskan anak didik yang dititipkan Tuhan kepada Anda selaku guru sekolah minggu, ke jurang kematian. Lalu, bagaimana? 

Berikut 25 tip, agar Anda bisa menjadi teladan di tengah–tengah anak didik Anda.

1. Awali setiap kegiatan pelayanan Anda dengan doa.

Berikut ini butir-butir yang dapat menjadi pokok doa.
a. Setiap guru melayani dengan pertolongan Roh Kudus.
b. Guru dapat menjadi teladan melalui perkataan, sikap, dan  

perbuatan.
c. Acara yang telah dirancang untuk hari itu, dapat berjalan sesuai dengan harapan.
d. Tuhan menggerakkan hati anak–anak untuk datang beribadah.
e. Setiap anak menikmati berkat Allah seutuhnya.
f. Allah hadir dan bekerja di sepanjang kebaktian.
g. Kebaktian sekolah minggu hari itu tidak berlalu dengan percuma.

2. Akhiri kegiatan pelayanan Anda dengan doa.

Berikut ini butir-butir yang dapat menjadi pokok doa.
a. Setiap pelayanan yang telah kita lakukan, dapat dipakai Allah untuk menyentuh kehidupan anak sekolah minggu.
b. Setiap anak pulang membawa sukacita dari Allah.
c. Setiap anak menyimpan firman Allah di dalam hatinya.
d. Sepanjang minggu yang akan datang, perlindungan Allah selalu beserta Anda dan anak sekolah minggu.
e. Anak sekolah minggu menjadi saluran berkat Allah bagi keluarga dan lingkungannya.
f. Guru–guru sekolah minggu ditambahkan hikmat, kebijaksanaan, kesabaran, dan kesetiaan dalam melayani.

3. Ingatlah untuk saling mendoakan sesama rekan guru.

Di dalam kehidupan keseharian seorang guru, tentu ada banyak pergumulan yang dialami, sementara tuntutan untuk terus mengajar dan mendidik terus berjalan. Karena itu, sebagai rekan sesama guru, ingatlah untuk saling mendoakan, agar setiap guru selalu diberi kekuatan, hikmat dan kebijaksanaan dari Allah; kesehatan dan kecukupan dalam hidup sehari–hari; sukacita dan damai sejahtera agar rekan–rekan kita dapat terus setia melayani.

4. Evaluasi diperlukan demi perkembangan.

Fungsi diadakannya evaluasi adalah sebagai berikut.
a. Sarana menyampaikan teguran, masukan, dan dorongan bagi pelayanan Anda.
b. Sarana mengutarakan kesan–kesan baik maupun buruk yang didapat, dari kebaktian yang telah dijalankan.
c. Sarana mengungkapkan semua perasaan yang mengganjal di dalam hati. Guru sekolah minggu, tidak boleh memiliki perasaan sakit hati di dalam pelayanannya kepada Tuhan.

5. Berikan materi dengan jelas dan menarik.

Penyampaian materi yang bagus adalah mudah diterima, tidak berbelit–belit, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, menarik, dan dimengerti anak. Dengan suara yang jelas dan terdengar satu ruangan (bukan artinya harus berteriak–teriak), cara mengajar tidak monoton tapi menarik. Penggunaan gaya bicara, intonasi, dan penekanan yang tepat, juga mempermudah anak dalam memahami isi firman Tuhan yang disampaikan. Kalau bisa bumbui dengan lelucon, tapi tidak berbau SARA.

6. Hargai anak didik.

Guru harus menghargai anak didik sebagai seorang individu yang memiliki harga diri, hak–hak pribadi, dan kehormatan. Kesalahan dalam menjawab, perilaku yang jelek, ketidakmampuan memahami materi, hendaknya tidak mendorong kita untuk memberikan predikat tertentu pada anak, yang dapat mengecilkan arti dari keberadaan mereka. Sebaliknya, prestasi yang bagus hendaknya tidak luput dari perhatian Anda dan Anda biasakan menyampaikan penghargaan pada anak. Penghargaan Anda akan membuat anak merasa dihargai, diperhatikan, menambah rasa percaya diri mereka, dan menambah semangat belajar mereka.

7. Penguasaan materi yang bagus dan mengembangkan ilmu.

Anggapan bahwa "teacher knows everyting" masih sangat dipegang oleh anak didik sampai saat ini. Guru sekolah minggu masih dianggap sebagai sumber utama bidang kerohanian, di samping sumber tertulis yang ada. Jadi, Anda haruslah memegang teguh prinsip "life long learning" -- belajar sepanjang hidup, karena ilmu kerohanian tidak pernah berhenti pada satu titik, dan tidak pernah cukup dipelajari hingga batas tertentu. Ilmu kerohanian berkembang sepanjang zaman dan guru harus senantiasa mengembangkan ilmu yang dimilikinya.

8. Adakan studi banding ke sekolah minggu yang lain.

Mengadakan studi banding bukanlah dalam arti harus pergi bersama–sama dengan rekan yang lain ke tempat sekolah minggu yang ingin kita tinjau. Melainkan, Anda dapat pergi dan melihat sendiri secara langsung. Dengan demikian, Anda dapat lebih mudah untuk mengamati dan mengambil langkah, serta solusi baru di dalam kelas sekolah minggu Anda.

9. Disiplin tapi tidak mudah marah.

Dari hasil penelitian yang saya lakukan, guru yang disukai anak didik bukan hanya guru yang santai, jarang memberi pertanyaan, jarang memberikan tugas, tidak pernah menegur bila anak melakukan kesalahan. Tapi secara umum, anak juga menghendaki penegakan aturan–aturan moral. Anak didik tetap menghendaki "hukuman" dari guru, terhadap anak yang tidak tertib, ribut, terlambat, tidak mengumpulkan tugas, dan yang melakukan pelanggaran–pelanggaran lain. Tapi, anak juga tidak menyukai guru yang marah melulu, mudah marah, dan marahnya sampai ke mana–mana. Sebenarnya marah itu gampang. Semua orang bisa marah. Tapi marah yang tepat, dengan kadar yang tepat, pada waktu yang tepat, dan kepada orang yang tepat, tidaklah mudah.

10. Berikan perhatian yang sama kepada seluruh anak sekolah minggu.

Memberikan perhatian haruslah sama rata kepada seluruh anak sekolah minggu.

11. Mengajar tidak ubahnya seperti bernyanyi.

Jika kita melihat seorang penyanyi membawakan lagu yang didendangkan itu menarik dan enak didengar, pasti diminati oleh masyarakat, serta kasetnya pun laris terjual. Begitu pula mengajar dan mendidik, jika pelajaran yang Anda ajarkan menarik, tentu anak akan senang menerimanya dan mudah memahaminya.

12. Perkaya persiapan Anda untuk bercerita.

Persiapan bercerita memerlukan waktu paling tidak satu minggu. Berikut ini jadwalnya.

Senin: Menemukan dan membuat kerangka serta garis besar cerita.
Selasa: Mencari dan menemukan sudut cerita yang sekiranya lebih baik dan menarik untuk dibawakan.
Rabu: Memikirkan dan membuat alat peraga.
Kamis: Memikirkan contoh aplikasi firman Tuhan yang dapat diterapkan secara konkret oleh anak–anak.
Jumat: Coba mempraktikkan bercerita di depan cermin.
Sabtu: Menutup persiapan kita dengan mempersiapkan mental dan hati, serta menyerahkan pelayanan kita kepada Tuhan.

13. Miliki inovasi untuk membuat alat peraga.

Jika sekolah minggu Anda memunyai alat peraga yang terbatas, jangan langsung putus asa atau kecil hati. Tapi, pikirkanlah bagaimana dulu Tuhan Yesus mencari dan membuat alat peraga. Dengan adanya alat peraga, anak akan semakin konsentrasi dan suka mendengar isi dari firman Tuhan yang akan disampaikan.

14. Siap sedia untuk menggantikan rekan yang berhalangan.

Jika teman tidak datang atau sakit, Anda harus siap untuk menggantikan posisinya sebagai pemimpin kebaktian, pembawa lagu, ataupun mengajar di kelasnya.

15. Jalin kedekatan dengan orang tua murid.

Orang tua murid adalah rekan kita yang memiliki lebih banyak kesempatan untuk memberi pendidikan rohani bagi anak–anak. Sayang banyak orang tua memasrahkan tanggung jawab ini kepada guru–guru sekolah minggu. Karena itu, usahakan untuk:

a. Sebanyak mungkin membagikan kepada orang tua beban, untuk membimbing anak–anak mereka lebih mengenal dan mencintai Tuhan Yesus Kristus.
b. Meminta bantuan agar mereka membantu anak untuk menanyai, mengulang ayat emas, dan cerita firman Allah yang telah disampaikan.
c. Meminta agar mereka lebih banyak membantu mengajarkan cara berdoa yang baik.

16. Menerima saran dan kritik dari orang lain.

Ingat! Setiap saran dan kritik dari siapa pun terhadap cara pelayanan Anda, merupakan wujud jika mereka memerhatikan dan menyayangi Anda selama ini.

17. Usahakan hadir sebelum anak–anak hadir.

Dengan hadir lebih awal, ada lebih banyak kesempatan bagi Anda untuk melakukan persiapan, memeriksa alat–alat perlengkapan yang akan Anda gunakan, dan Anda dapat menyambut ramah anak–anak yang datang satu per satu.

18. Tampillah secara sederhana, tetapi menarik.

Perhatikan busana yang Anda kenakan saat mengajar akan mendukung pelayanan. Busana yang sederhana, sopan, dan rapi -- tidak banyak corak atau perhiasan berlebihan atau kekurangan bahan pakaian (banyak bagian yang terbuka daripada tertutup). Menggunakan busana yang rapi dan sopan, akan membantu anak–anak dan orang tua menaruh respek dan kepercayaan kepada Anda, dan memberi contoh pada anak–anak tentang menghargai ibadah di rumah Tuhan.

19. Sambutlah anak baru dengan kasih persaudaraan.

Menyambut anak baru dengan kasih, hangat, serta ramah, menunjukkan bahwa dia diterima dengan baik di sekolah minggu, dan menunjukkan kepada anak–anak bahwa Tuhan Yesus mau menerima siapa saja yang mau bertobat dan datang kepada–Nya.

20. Hafalkan nama–nama anak sekolah minggu.

Ini merupakan peringatan bagi Anda, untuk dapat bisa menghafalkan nama–nama anak yang Anda bina. Karena bagaimana Anda bisa mendidik dan membina lebih fokus, jika Anda sendiri tidak mengenal mereka.

21. Adakan acara–acara istimewa.

Sekali dalam beberapa bulan, adakan selingan acara yang merupakan "Gebrakan Rohani" di tengah berjalannya rutinitas mingguan. Adakan kebaktian padang sambil berwisata, pemutaran film, kunjungan ke panti asuhan, panti wreda, panti grahita, dsb.. Bila memungkinkan, adakan retret sekali dalam setahun atau adakan KKR anak–anak. Setiap terobosan baru akan menjadi penyegar rohani, baik bagi anak–anak maupun guru–guru yang melayani.

22. Beri perhatian khusus pada anak yang sakit atau tertimpa kemalangan.

Jangan lupa jika kita mengetahui ada anak sekolah minggu yang sakit atau tertimpa kemalangan, Anda harus datang untuk menghiburnya. Karena dengan perhatian yang Anda beri, dia mengetahui jika gurunya memerhatikan, menyayangi, dan merindukan kehadirannya untuk bisa datang lagi ke sekolah minggu.

23. Anak yang sangat aktif membutuhkan perhatian Anda.

Anak yang sangat aktif dapat menjadi anggota kelas yang istimewa. Bukan sebagai sumber kekacauan, tetapi sebaliknya, dapat menjadi bantuan yang berarti di kelas. Namun, ia jelas membutuhkan perhatian khusus dari guru sekolah minggu. Dampingi dan bina si anak aktif, serta libatkan dia dalam pelayanan dengan memberikan tugas–tugas sebagai salah satu cara positif untuk menyalurkan energinya. Tugas tersebut dapat berupa mengedarkan kantong persembahan, mengumpulkan tugas teman–temannya, dan membereskan sarana pelayanan yang telah dipakai.

24. Ajarkan selalu lagu–lagu baru dengan gaya baru.

Dengan mengajarkan lagu–lagu dan gaya bernyanyi baru kepada anak, dapat meningkatkan wawasan mereka terhadap dunia seni dan budaya.

25. Jagalah kebersihan di dalam ruangan.

Ruangan yang tidak berkesan jorok atau tidak kotor, pasti akan nyaman dipakai dan kondusif untuk beribadah. Untuk itu, ajaklah mereka untuk ikut menjaga kebersihan. Dengan cara memberi anjuran untuk tidak makan di dalam kelas selama kebaktian. Sediakan sebuah tempat sampah di kelas, dan sosialisasikan kepada mereka untuk membuang sampah pada tempatnya yaitu tempat sampah yang telah disediakan. Pastikan juga Anda meninggalkan ruangan dalam keadaan bersih. 



Sumber dari
http://pelansemi.blogspot.com/2012/02/25-cara-menjadi-guru-sekolah-minggu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar