Ayat bacaan:
Mazmur 104:31
"Biarlah
kemuliaan TUHAN tetap untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena
perbuatan-perbuatan-Nya!"
Salah seorang
murid saya adalah anggota dari mahasiswa pencinta alam. Apa yang
menggerakkannya untuk aktif dalam perkumpulan ini adalah kerinduannya untuk
menikmati bagian alam yang masih asri, indah, dan segar yang tentu sulit
diperoleh di kota-kota besar, terutama kota industri. Untuk itu, ia siap
menempuh perjalanan jauh lengkap dengan segala risiko di dalamnya.
"Perjuangannya berat, tetapi semua itu terlupakan begitu saya melihat
keindahan alam yang tidak dilihat oleh orang lain," katanya ringan sambil
tersenyum. Kota semakin padat, setiap sisi diubah menjadi gedung-gedung. Dan,
alam yang indah pun semakin tergerus oleh pertumbuhan kota. Bagi kita yang
tinggal di kota, terutama kota besar, harus terlebih dahulu mengambil waktu
khusus untuk berlibur agar bisa menikmati suasana yang jauh dari ingar-bingar
dan polusi di kota-kota besar ini.
Sesungguhnya,
Tuhan telah menciptakan alam semesta beserta isinya dengan teramat sangat
indah. Itu merupakan anugerah yang amat besar, yang terlebih dahulu Dia
sediakan sebelum menciptakan manusia. Mengapa? Supaya ketika manusia hadir,
keindahan itu sudah bisa dinikmati secara langsung. Sejak semula, Tuhan pun
sudah menyatakan bahwa apa yang Dia ciptakan adalah baik. Tanaman, pohon-pohon
berbuah, tunas-tunas muda, itu diciptakan dengan baik (Kejadian 1:11-12).
Matahari, bulan dan bintang, cakrawala, semua itu diciptakan Tuhan dengan baik
(ayat 14-18). Segala jenis hewan, baik burung-burung di udara, ikan-ikan di
laut, dan hewan-hewan darat, semua Dia ciptakan dengan baik (ayat 20-22). Alam
semesta beserta segala isinya adalah milik Tuhan (Mazmur 24:1), tetapi lihatlah
bahwa otoritas untuk menguasai diberikan kepada kita (Kejadian 1:28). Kata
menguasai di sini bukan berarti kita boleh bertindak semena-mena dengan
melakukan apa pun seenaknya. Sebaliknya, kita diminta untuk menjaga dan
melestarikan alam dan lingkungan hidup. Tuhan menitipkan itu semua kepada kita.
Idealnya, kita bersyukur dan bersukacita bersama-sama dengan Tuhan, menikmati
segala keindahan itu. Akan tetapi, apakah kita sudah melakukannya?
Mari kita lihat
sebuah ayat dari Mazmur 104 yang berbunyi, "Biarlah kemuliaan TUHAN tetap
untuk selama-lamanya, biarlah TUHAN bersukacita karena
perbuatan-perbuatan-Nya!" (Mazmur 104:31) Pemazmur merenungkan segala
kebesaran kasih Tuhan lewat segala ciptaan-Nya yang sangat baik dan indah di
bumi ini, seperti yang ia pandang dari pagi hingga malam. Seyogianya, atas
semua itu Tuhan bisa bersukacita. Bukankah semua yang Dia ciptakan itu baik
adanya? Itulah yang disampaikan Pemazmur. Hendaklah kita tahu membuat Tuhan
bersukacita atas ciptaan-Nya atau perbuatan-perbuatan-Nya. Apakah Tuhan bisa
bersukacita atas segala ciptaan-Nya yang indah itu hari ini? Sayangnya, apa
yang terjadi hari ini justru sebaliknya.
Sangat
memprihatinkan melihat bagaimana destruktifnya manusia yang terus merusak alam
demi keuntungan sesaat dan kepentingan pribadi. Semakin lama, kita semakin
sulit menemukan alam yang masih segar. Apa yang terjadi hari-hari ini agaknya
sulit membuat Tuhan bersukacita atas ciptaan-ciptaan-Nya. Manusia terus saja
merusak kelestarian lingkungan. Membuang sampah sembarangan, sungai-sungai
tercemar limbah industri dan buangan dari rumah-rumah pemukiman penduduk, asap
kotor yang keluar dari cerobong pabrik-pabrik dan knalpot kendaraan, semua itu
merusak segala keindahan yang Tuhan sediakan bagi kita. Kerusakan lingkungan
dan menipisnya lapisan ozone membuat dunia ini semakin lama semakin hancur.
Segala tumbuhan hijau dan segar musnah digantikan oleh besi-besi dalam berbagai
bentuk. Semakin lama, manusia yang diciptakan Allah secara istimewa semakin
tidak menghargai karya Penciptanya. Selain merusak lingkungan, menghancurkan
ekosistem, dan lain-lain, manusia juga berani saling membinasakan satu sama
lain. Padahal, semua manusia sama-sama ciptaan Tuhan yang sangat berharga,
bahkan mulia di mata-Nya. Namun, di mata sesama manusia, nyawa itu dihargai
sangat murah, letaknya berada sangat jauh di bawah ego dan kepentingan diri
sendiri. Tuhan sudah begitu baik dengan menganugerahkan keselamatan kepada kita
lewat Kristus, tetapi kita begitu sulit untuk sekadar menghargai kebaikan-Nya.
Jika semua ini terjadi, bagaimana mungkin Tuhan bisa bersukacita karena
perbuatan-perbuatan-Nya?
Segala keindahan
alam sejak semula Dia ciptakan sebagai gambaran kasih-Nya kepada kita. Itu
merupakan hadiah yang luar biasa indah, yang diberikan kepada kita. Seharusnya,
Tuhan bisa bersukacita melihat semua ciptaan-Nya hidup dengan baik, harmonis,
damai, dan penuh kasih. Gambaran yang sebaliknya tentu membuat-Nya sangat
kecewa. Dia menciptakan yang indah, tetapi kita merusaknya. Lalu, ketika
bencana datang silih berganti, kita malah berani menyalahkan Tuhan. Pemazmur
sudah menyerukan agar kita mau mulai berpikir untuk membuat Tuhan bisa
bersukacita atas ciptaan-Nya. Itu bisa dilakukan dengan menjaga kelestarian
lingkungan, mengambil bagian dalam gerakan-gerakan penghijauan, dan tidak
ikut-ikutan mencemarkan lingkungan dengan perilaku-perilaku kita yang buruk.
Bersyukurlah jika hari ini masih bisa melihat alam yang indah, meski tidak lagi
mudah. Akan tetapi, apakah anak cucu kita kelak masih bisa menyaksikannya?
Tuhan menitipkan milik-Nya kepada kita untuk dikelola, dijaga, dilestarikan,
dan dikembangkan. Jika kita mau melakukannya, di sanalah Allah akan bersukacita
melihat seluruh ciptaan-Nya di muka bumi ini dapat saling bekerja sama dalam menghormati
hasil karya-Nya yang agung. Jika Anda melihat sekeliling Anda hari ini dan
masih mendapati sesuatu yang indah, bersyukurlah untuk itu. Dan, mari kita jaga
bersama-sama agar anak cucu kita masih bisa menyaksikan keindahan alam itu dan
dengan sendirinya merasakan bentuk cinta kasih Tuhan lewat anugerah-Nya atas
alam yang indah.
Buatlah Tuhan
tersenyum bahagia dengan menjaga kelestarian alam ciptaan-Nya.
RENUNGAN YANG LAINYA :
1. JIKA ALLAH BERTANYA
2. MEMBUAT TUHAN BERSUKACITA
3. YAKINKAH KAKAK MASUK SORGA
4. 10 KUALITAS PRIBADI YANG DI SUKAI
5. BAGAIMANA CARANYA AGAR KITA MASUK SORGA
6. KEKUATAN MIMPI
7. IMPOSSIBLE IS NOTHING
8 APA ISI PERCAKAPAN JOSHUA DENGAN OM BEO
9. LAYANI DULU ANAK SENDIRI SEBELUM MELAYANI ANAK ORANG LAIN
10. JANGAN KUATIR
11. sekawanan-angsa-dan-badai-salju.html
RENUNGAN YANG LAINYA :
1. JIKA ALLAH BERTANYA
2. MEMBUAT TUHAN BERSUKACITA
3. YAKINKAH KAKAK MASUK SORGA
4. 10 KUALITAS PRIBADI YANG DI SUKAI
5. BAGAIMANA CARANYA AGAR KITA MASUK SORGA
6. KEKUATAN MIMPI
7. IMPOSSIBLE IS NOTHING
8 APA ISI PERCAKAPAN JOSHUA DENGAN OM BEO
9. LAYANI DULU ANAK SENDIRI SEBELUM MELAYANI ANAK ORANG LAIN
10. JANGAN KUATIR
11. sekawanan-angsa-dan-badai-salju.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar